2.1. Mesin Bubut
2.1.1.
Konstruksi Mesin Bubut
Roda gigi dan mendapatkan daya dari
motor yang disambungkan dengan sabuk V. Pengendali pada kepala tetap bisa
mengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok
yang berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi
dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk
pembubutan tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik.
Dipasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari kereta luncur
selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas
kalau tidak dipakai.
Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron.
Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong.
Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang.
Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk dan roda tangan
dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.
Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi
dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau
dengan daya.
Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam
diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga sebuah mesin bubut 400 mm
mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm.
Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda
kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara
kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain menyatakan dalam
panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam
desainnya tersebut tergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.
Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan
terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel
untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan maka
bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai
untuk membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada silinder logam sebelum
dikerjakan lebih lanjut oleh mesin bubut mesin.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang
digerakkan oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan sabuk atas (overhead
belt). Yang membedakannya dari bubut kecepatan adalah tambahan untuk
pengendalian kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan pengendalian hantaran
pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut empat tingkat yang
menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor.
Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang yang bila
dihubungkan dengan puli kerucut akan memberikan tambahan empat variasi
kecepatan.
Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja.
Disainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya
berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk benda kecil dan mempunyai
kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka.
Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur,
die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini dilengkapi dengan segala
perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang teliti.
2.1.2. Operasi Bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam :
• Pembubutan
• Pengeboran
• Pengerjaan tepi
• Penguliran
• Pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang
2.1.3. Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila
permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat
muka atau dalam pencekam seperti gambar 3B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi
dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak
lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku
pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
2.1.4. Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar
ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan:
1. Tirus Morse. Banyak
digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah
0,0502 mm/mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan Sharp. Terutama
digunakan dalam memfris spindel mesin: 0,0417 mm/mm (4,166%).
3. Tirus Jarno dan Reed. Digunakan
oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem
mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetapi diameternya berbeda.
4. Pena tirus. Digunakan
sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
Ketirusan luar yang teliti dapat
dipotong pada sebuah pembubut dalam beberapa cara:
1. Mesin kendali numeris yang dapat
memotong kerucut sebagai hal yang biasa.
2. Dengan perlengkapan membubut
tirus. Dibautkan pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang pemandu yang
dapat dikunci pada sudut atau ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur
bergerak sebuah peluncur diatas batang pahat bergerak masuk dan keluar, sesuai
dengan penguncian dari batang. Ketirusan ini distandardisasi dalam
satuan Inggris yaitu (0,60235 in. tiap foot), Brown dan Sharp (1/2 in. tiap
foot), Jarno dan Reed (0,6 in. tiap foot), dan pena tirus (1/4 in. tiap foot).
Konversi diberikan dalam milimeter dan presentase, yang ekivalen karena
ketirusan adalah tanpa satuan di dalam satuan SI.
3. Perletakan majemuk pada kereta
luncur bubut seperti diperlihatkan pada gambar 5. Mempunyai dasar bulat dan
dapat diputar ke sembarang sudut yang diinginkan dari benda kerja. Pahat
kemudian dihantarkan kedalam benda kerja dengan tangan. Metode ini untuk
ketirusan pendek.
4. Penguncian pusat ekor tetap yang
digeser. Kalau ekor tetap digeser secara horisontal dari sumbu sebesar 6,4 mm
untuk batang silinder sepanjang 305 mm, akan diperoleh ketirusan 0,0416 mm/mm
(4,16%). Jadi ketirusan juga ditentukan oleh panjang silinder yang
dibubut.
2.1.5. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan
mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat
bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk
yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gage ini disebut gage
senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong
berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V,
terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda
kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan. Metode pemotongan ini
baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah
dengan menghantar pahat pada suatu sudut. Metode ini digunakan untuk membuat
ulir pada bahan baja.
Pahat diputar sebesar 29o dan
pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi
kiri dari pahat.
2.1.6. Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus
yang terutama disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi. Keahlian pekerja
disesuaikan pada mesin ini sehingga operator yang kurang pengalaman bisa
menghasilkan komponen yang sejenis. Karakteristik utama kelompok mesin ini
adalah bahwa pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun
tenaga skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun
setelah itu untuk mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.
2.1.7. Mesin Bubut Turet Horisontal
Mesin ini dibuat dalam dua desain
umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram (gambar 19.8)
disebut demikian sesuai dengan cara turet dipasang. Turet ditempatkan pada
peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang
diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat
dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja batang atau pencekaman tugas
ringan. Sadelnya tidak bergerak selama operasi.
Pada jenis sadel, yang digunakan
untuk pekerjaan pencekaman, mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel.
Sadelnya bergerak bolak balik bersama turet. Karena perkakas pencekaman
menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka perkakas pencekam
harus sekaku mungkin. Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama
dengan mesin bubut biasa.
2.1.8. Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet Dengan Mesin Bubut
Biasa
Perbedaan utamanya adalah bahwa
mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak sedangkan
mesin bubut biasa terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan, untuk pembubut
ruang perkakas atau kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang membuatnya
dipakai untuk produksi banyak adalah:
1. Perkakas bisa distel pada turet
untuk pekerjaan berurutan.
2. Setiap stasiun dilengkapi dengan
penghenti atau penggerak hantaran sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat
adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.
3. Pemotongan majemuk dapat diambil
dari stasiun yang sama pada saat yang sama, misalnya pembubutan atau pemboran
lubang sebanyak dua buah atau lebih.
4. Pemotongan kombinasi dapat
dibuat yaitu pahat pada peluncur menyilang (cross slide) dapat digunakan
bersamaan dengan pahat pada turet yang lagi memotong.
5. Kekakuan pada pemegang benda
kerja atau pahat harus dibuat pada mesin untuk pekerjaan majemuk atau
pemotongan kombinasi.
6. Mesin bubut turet mungkin
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti pembuatan tirus, pembuatan ulir
dan pekerjaan duplikasi dan bisa dikontrol dengan pita/kaset.
2.1.9. Prinsip Pahat Dan Perpahatan
Dalam produksi adalah penting bahwa
pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang dihabiskan dalam produksi adalah:
waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan waktu
pemotongan.
Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan
dalam kondisinya dan siap dipakai.
Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam memasang atau melepaskan benda
kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti pemegang benda kerja. Untuk
pekerjaan batang maka waktu ini dikurangi dengan menggunakan leher stok batang.
Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing
perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada posisi
dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaannya atau dengan melakukan
pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.
Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar
atas perkakas potong, kecepatan dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa
menghemat waktu potong. Pemotongan kombinasi menunjukkan penggunaan serentak
dari pahat peluncur dan turet.
1. Stok batang dimajukan terhadap
penghenti stok kombinasi dan gurdi awal.dan diapitkan ke leher. Gurdi awal
dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.
2. Dibuat lobang pada stok dengan
menggurdi sesuai dengan panjang yang diperlukan.
3. Lubang dibor sesuai dengan
diameter ulir.
4. Lubang yang digurdi diperbesar
dengan peluas lubang (reamer)
5. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk
operasi ini digunakan perkakas luncur gerak cepat.
6. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap
yang dipegang oleh kopling tap dan pemegang die.
2.1.10. Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis
Mesin bubut turet otomatis yang
penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun operasinya otomatis. Turet
segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi dengan penggeseran
melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai pada setiap
titik. Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakkan
oleh gerakan ke depan dari turet.
2.1.11 Mesin Bubut Turet Vertikal
Mesin bubut turet vertikal mirip
dengan fris pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet
untuk memasang pahat. Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam
kedudukan horisontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini
dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan dan pemesinan dari suku
cadang berat dan diameter besar. Kepala turet utama yang berputar, kepala ram
yang ditunjukkan di sebelah kiri dan kepala samping.
Untuk mengadakan pemotongan
bersudut, baik ram maupun turet dapat diputar 30 derjat kekiri atau kanan dari
pusat. Ram menyediakan stasiun perkakas lain pada mesin yang bisa dioperasikan
terpisah atau bersama-sama dengan yang lainnya. Mesin bisa dilengkapi dengan
pengendali yang akan menghasilkan operasi otomatik pada setiap kepala, laju dan
arah hantaran dan perubahan kecepatan spindel.
2.1.12 Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis
Mesin ini didesain untuk produksi
tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan
posisi/dudukan pemuatan. Dalam beberapa mesin disediakan dua spindel untuk
setiap stasiun. Biasanya semua jenis operasi bisa dilakukan seperti menfris,
menggurdi, mengulir, mengetap, meluaskan lobang dan mengebor. Keuntungan mesin
ini adalah bahwa operasi bisa dilakukan secara serentak dan dengan urutan yang
sesuai.
2.1.13. Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara
otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya
diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis
sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang
dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.
2.1.14. Mesin Bubut Duplikat
Mesin bubut duplikat memproduksi
kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja.
Hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan
penduplikasian. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat atau datar yang
biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah
jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik atau listrik.
2.1.15. Mesin Ulir Otomatis
Ditemukan oleh Christopher N.
Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut adalah adanya pengontrolan gerakan
turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada kecepatan yang
diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semuanya dilakukan
dengan mekanisme nok berbentuk silinder atau drum yang terletak dibawah turet.
Ciri khas lainnya yang dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda
kerja pada leher, dan melepaskannya pada akhir siklus.
Mesin pertama jenis ini hanya
beroperasi untuk membuat sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi
komponen satu persatu dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu
disebut otomatik. Mesin ulir otomatis bisa diklasifikasikan berdasarkan turet
atau jumlah spindel, tapi mesin multi spindel tidak diklasifikasikan sebagai
mesin ulir tetapi sebagai mesin spindel-banyak otomatis. Mesin ini mempunyai
peluncur melintang yang bisa membawa perkakas didepan dan dibelakang, dan turet
yang terpasang pada posisi vertikal pada peluncur gerakan longitudinal.
Perkakas dipasang disekeliling turet pada bidang vertikal segaris dengan
spindel.
2.1.15.1. Mesin Ulir Jenis Swis
Mesin ulir jenis Swis adalah tampak
ujung mesin ulir jenis swiss yang dikembangkan untuk pembubutan teliti dari
komponen kecil. Pahat mata tunggal digunakan pada mesin ini dan ditempatkan
secara radial disekeliling bushing karbida dimana stok dimajukan selama proses
pemesinan. Pembubutan dilakukan oleh dua mata perkakas horisontal sedangkan
tiga lainnya digunakan untuk membuat alur, memotong putus dan membuat alur.
2.1.15.2 Spindel Banyak Otomatis
Mesin spindel banyak otomatis
adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang.
Mesin ini otomatis sepenuhnya dan dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat,
lima, enam atau delapan spindel. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi
beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua
stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.
Spindel yang membawa stok batang
seluruhnya dipegang dan diputar dalam rel stok. Didepan spindel terdapat sebuah
peluncur pahat ujung untuk tempat meletakkan pahat segaris dengan dengan
masing-masing spindel mesin. Peluncur pahat tidak mengarah atau berputar
bersama pembawa spindel melainkan bergerak maju-mundur untuk membawa ujung
pahat ke dan dari persinggungan dengan batang atau stok yang berputar.
2.1.16. Fris Pengebor Vertikal
Pada mesin ini benda kerja berputar
pada meja horisontal. Pahat pemotong stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran
dan terpasang pada rel menyilang yang tingginya dapat distel. Pekerjaan yang
bisa dilakukan adalah pekerjaan tepi horisontal, pembubutan vertikal dan
pengeboran. Mesin ini diberi tingkatan berdasarkan diameter mejanya yang ukurannya
bervariasi dari 1 sampai 12 m. Mesin Fris Pengebor vertikal adalah contoh mesin
fris pengebor vertikal. Kelebihan dari mesin ini adalah bisa memegang suku
cadang yang besar dan berat, karena benda kerja dapat diletakkan di meja dengan
crane.
2.2. Mesin Bor
2.2.1. Definisi Dan
Fungsi Mesin Bor
Mesin bor adalah
suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata
bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan
Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan
memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkatm, Membesarkan lobang, Chamfer.
2.2.2. Jenis-Jenis
Mesin Bor
1. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja adalah
mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan untuk membuat lobang
benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm).
Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros
mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus
sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi
lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.
2. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai
adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai disebut juga mesin
bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang mejanya
disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk
pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.
3. Mesin Bor Radial
Mesin bor radial
khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin
ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara
permanen pada landasan atau alas mesin.
4. Mesin Bor Koordinat
Mesin bor koordinat
pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor sebelumnya. Perbedaannya
terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat
digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan
diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja
kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan
bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik
dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
2.2.3. Bagian-Bagian
Mesin Bor
1. Cekam Bor
Cekam bor digunakan
untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2
atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar
dari mata bor yang dapat dijepit.
2. Sarung Pengurung/Sarung Tirus
Mata bor yang
bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang tirus.
Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor
ditekan, ia akan saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus
morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional.
2.2.4. Pemegang dan
Penjepit Benda Kerja
1. Ragum Tangan
Ragum tangan dapat
dibuka dan dikunci dengan kekuatan tangan. Benda kerja yang dapat dijepit oleh
ragum tangan harus berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter ± 6 mm.
2. Ragum Mesin
Benda kerja yang
besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena gaya pemotongannya semakin besar,
maka digunakan ragum mesin.
3. Meja Mesin
Penjepitan benda
kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila benda kerja tidak mungkin di
jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T
yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
4. Tangan
Pemegangan benda
kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk benda kerja yang kecil dan panjang
serta lobang yang dibuat tidak dalam dan berdiameter kecil.
2.2.5. Jenis-Jenis
Mata Bor
1. Mata Bor Spiral
Disebut mata bor
spiral karena mata bor ini mempunyai alur potong melingkar yang berbentuk
spiral sepanjang badan. Mata bor spiral mempunyai dua bagian utama yaitu mata
potong dan sudut pemotong. Mata bor spiral dibuat dari bahan baja karbon, baja
campuran, baja kecepatan tinggi dan karbida. Bentuk badan mata bor ini tidak
silindris tetapi berbentuk tirus dari ujung sampai batas tangkai dengan
kenaikan 0,05 mmsetiap kenaikan panjang 100 mm. Mata bor spiral terdapat dua
macam bentuk tangkai, yaitu tangkai berbentuk silindris dan tangkai yang
berbentuk tirus. Alur spiral mempunyai sudut tatal dan dapat mempercepat
keluarnya bram selama pengeboran. Mata potong terdiri dari dua buah bibir
pemotong. Tebal bor merupakan tulang/punggung yang berbentuk spiral , bagian
ini terdapat di kedua alur pemotong. Sisi pemotong terdapat sepanjang alur
pemotong dan ini dapat menentukan ukuran bor.
2.2.6. Mata Pemotong
Mata potong terdiri
dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi pemotong. Bibir pemotong mata
bor terdapat dua buah yang terletak antara dua sisi pemotong yang saling
berhadapan. Kedua sisi pemotongan ini diasah hingga membentuk sudut yang
bervariasi sesuai dengan bahan yang di bor.
2.2.7. Kecepatan
Potong Pengeboran
Kecepatan potong
ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin per
menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah
panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai
harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin
perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak
tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa
patah.
Untuk mendapatkan
putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan keliling mata bor dalam
satuan panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit dirubah
menjadi milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh
kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter per
menit. Dalam satu putaran penuh, bibir
mata bor (Pe) akan menjalani jarak sepanjang garis lingkaran (U). Oleh karena
itu, maka Dimana:
U = Keliling bibir mata potong bor
D = Diameter mata bor
P = 3.1
Jarak keliling
pemotongan mata bor tergantung pada diameter mata bor. Waktu pemotongan juga
menentukan kecepatan pemotongan. Oleh karena itu jarak yang ditempuh oleh bibir
pemotong mata bor harus sesuai dengan kecepatan putar mata bor. Berdasarkan hal
tersebut maka jarak keliling bibir pemotongan mata bor (U) selama n putaran per
menit dapat dihitung dengan rumus:
U = p x d x n
Dimana:
U = keliling bibir potong mata bor
D = Diameter mata bor
N = putaran mata bor per menit
Biasanya kecepatan
potong dilambangkan dengan huruf V dalam satuan meter per menit. Jarak keliling
yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau panjangnya bram yang
terpotong dalam satuan panjang per satuan waktu. Berdasarkan hal tersebut maka
jarak keliling yang ditempuh mata potong bor (U) sama dengan panjangnya bram
terpotong dalam satuan meter per menit. Berarti kecepatan potong sama dengan
jarak keliling pemotongan mata bor.
Maka:
V = U
V= p x d x n (m/menit)
2.2.8. Pemakanan
Pengeboran
Pemakanan adalah
jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu kali
putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak
pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan
juga tergantung pada bahan yang akan dibor,
kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan
diameter mata bor.